Hasil Rapat Persiapan Reuni PPI 7 CKW Angkatan 2004

Rekan-rekan Alumni PPI 7 Cempakawarna Angkatan 2004, ini merupakan hasil rapat perdana persiapan reuni Mu'allimien Angkatan 2004:


Hasil Rapat Persiapan Reuni
Mu’allimien PERSIS Cempakawarna 07 Angkatan 2004
Situ Gede, 11 Juni 2011

A.    Presensi
Dalam kegiatan rapat perdana persiapan reuni Muallimien PERSIS 07 Cempakawarna Angkatan 2004 ini, dihadiri oleh 6 orang, yaitu Rachmat N. F, Rinaldi Rizal P, Aji Wildan F, Imran Abdurrahman, Siti Zakiyah M, dan Resi Nuraisyah.

B.     Pembentukan Kepanitiaan
Kegiatan persiapan reuni Muallimien PERSIS 07 Cempakawarna Angkatan 2004 memerlukan beberapa persiapan, salah satu diantaranya adalah kepanitiaan. Kepanitiaan yang dibentuk dan diputuskan dalam rapat ini bersifat dinamis. Oleh karena itu, bagi rekan-rekan yang bersedia untuk meluangkan waktu dan ingin turut serta menyukseskan kegiatan persiapan reunian, dimohon untuk dapat masuk dalam kepanitiaan persiapan reuni. Berikut merupakan susunan panitia sementara persiapan reuni hasil rapat perdana:
Ketua Panitia        : Rachmat Noor Fatah
Sekretaris              : Rinaldi Rizal Putra
Bendahara             : Asri Siti Fatimah
Sie. Acara              : Imron Abdurrahman, M. Nashir Shiddiq, Vini Anggraeni
Sie. Dokumentasi  : Ihsan Fauzi,
Sie. Humas            : Heriyanto, Mukhlis,
Sie. Konsumsi       : Siti Zakiyah, Resi Nuraisyah,
Susuna panitia di atas masih bersifat sementara, oleh karena itu pastisipasi rekan-rekan untuk dapat masuk ke dalam kepanitiaan sangat kami nantikan.

Khasiat Tutut (Keong Sawah)

Siapa yang tidak kenal dengan hewan yang diberi nama 'Tutut" (dalam bahasa Sunda", atau "Keong Sawah"? Pasti semua orang tentu mengenalnya, baik secara bentuk maupun bahasa lainnya yang berbeda-beda di masing-masing daerah. Jika kita mengingat masa kecil kita, ya sekitar usia SD, tentu setiap dari kita pernah jajan makanan ini. Selain harganya yang murah pada saat itu, cara memakannya pun trgolong unik. Tutut ini dimakan dengan cara disedot seketika, sehingga isinya dapat langsung keluar. Cara lainnya adalah dengan mencungkilnya dengan tusuk sate/tusuk gigi. Daging tutut bisa keluar dan langsung masuk ke mulut, untuk inilah bagian buntut cangkangnya harus dipotong supaya angin bisa masuk. Kalau tak pandai menyedotnya atau tak ingin orang lain melihat mulut anda monyong, cungkil saja dengan tusuk gigi.
Keong sawah ini bercangkang hitam kehijau-hijauan, berukuran sebesar jempol tangan hingga sebesar jempol kaki, walau ada juga di beberapa tempat bisa berukuran sebesar bola pingpong. Sekali memasak tutut biasanya satu panci, dibeli dari pasar tradisional dalam keadaan hidup. Sebelum dimasak, bagian ujung kerucut spiralnya dipotong sedikit dengan pisau, cangkangnya cukup rapuh sehingga tidak akan merusak mata pisau. Kemudian direbus hingga matang bersama bumbu salam, séréh, laja dan santan kelapa.




Tutut, keong sawah, atau Bellamya javanica van den Bush paling banyak ditemukan di sawah, di mana air sawah meski berlumpur tapi juga relatif bening. Habitat lainnya di tempat yang juga mirip sawah, yang airnya cukup bening, berlumpur dan airnya tak berarus/bergerak. Siang hari tutut ini bersembunyi ke dasar lumpur sehingga sulit dicari dan dikumpulkan. Malam hari ia menyebar menempel-nempel di batang padi atau tumbuhan lainnya. Pedagang tutut di pasar tradisional biasanya mengumpulkan keong sawah tersebut pagi hari, saat tutut masih berada di permukaan air dan menempel-nempel di batang padi. Namun, ada cara lain untuk menangkap tutut secara efektif dan efisien, yaitu dengan perangkap daun pepaya. Tutut ternyata menyukai daun pepaya, sehingga daun pepaya yang diletakkan di malam hari, esok paginya dipenuhi dengan gerombolan tutut. Percobaan mereka juga menggunakan daun pisang dan daun pepaya.
Namun, apakah kita tau kandungan gizi yang terdapat dalam tutut ini? Berikut ini merupakan ulasan mengenai kandungan gizi yang terdapat dalam tutut, yang dicuplik dari berbagai sumber.